Hal yang paling pertama kita ketahui untuk menjadi Seorang Juru Foto / Fotografer, dan Fotografi itu berasal dari kata yunani yang artinya "Fos : cahaya" dan "Grafo : melukis/menulis". Jadi fotografi itu proses melukis dan menulis dengan menggunakan media cahaya. Dan alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah Kamera, tanpa adanya cahaya dan objek, tidak ada foto yang kita buat.
Dan prinsip kerja dari fotografi itu adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan dan selanjutnya ini yang disebut dengan lensa. tanpa lensa kita tidak bisa melakukan prinsip dasar tersebut.
Pada umumnya kamera biasa memiliki tampilan dari jendela bidik atau disebut dengan viewfinder, yang berbeda dengan sudut pandang lensa karena jendela bidik tidak segaris dengan sudut pandang lensa. Fotografi berkaitan erat dengan cahaya, maka itu kamera disini berfungsi untuk mengatur cahaya yang ditangkap image sensor / sensor gambar, Untuk mengatur cahaya itu terdapat dua elemen yang sangat berkaitan yakni Shutter Speed (kecepatan Rana) dan Aperture (Diagframa).
Shutter Speed / Kecepatan Rana
Ini adalah ukuran kecepatan rana membakar medium penangkap cahaya (lebih umum disebut Film atau Image Sensor). Umumnya kecepatan rana terdiri dari urutan angka 8000, 4000, 2000, 1000, 500, 250, 125, 60, 30, 15, 8, 4, 2 dan 1. Angka ini merupakan kebalikan dari lama tembakan dalam detik. Misalnya angka 30 berarti 1/30 detik dan seterusnya.
Untuk kecepatan rana lebih lama dari 1 detik menggunakan tanda ". Sementara rana bebas sesuai dengan kita menekan tombol rana oleh seorang fotografer diberi tanda B (Bulb). Namun angka ini tidak jadi patokan, banyak produsen kamera menggunakan kecepatan rana yang hanya mendekati angka tersebut. Kecepatan rana juga mempengaruhi Eksposur cahaya yang membakar film atau sensor gambar, semakin cepat pembukaan rana semakin sedikit cahaya yang masuk untuk membakar film atau sensor gambar dan begitu sebaliknya.
Aperture / Diafragma
Komponen dari bagian lensa yang berfungsi mengatur intensitas cahaya yang masuk ke kamera. Diafragma lensa biasanya membentuk lubang mirip lingkaran atau segi tertentu. ia berbentuk dari sejumlah lembaran logam (umumnya 5, 7 atau 8 lembar) yang dapat diatur untuk mengubah ukuran lubang tersebut dimana cahaya akan lewat. Diafragma akan mengembang dan menyempit sama persis dengan prinsip kerja pupil mata manusia. Diafragma selalu ada dalam sebuah kamera dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi banyak tidaknya penerimaan cahaya yang ada pada suatu foto atau gambar. Faktor-faktor yang mempengaruhi gelap terangnya sebuah foto atau gambar adalah Shutter Speed (kecepatan rana), Apeture (diafragma) dan ISO (sensitifitas penerimaan cahaya pada kamera). Dan setiap lensa pun memiliki kemampuan untuk membuka dan menutup diafragma yang berbeda-beda, Misalnya ada lensa 17-50mm f 2/8, maka lensa tersebut bisa membuka "bukaan"nya hingga bukaan 2.8, berbeda dengan lensa 18-55mm f/3.5-5.6, lensa ini hanya bisa membuka bukaan tidak kurang hingga 3.5. Diafragma juga mempengaruhi ruang tajam atau biasa yang disebut DOF (Depth Of Field), dimana dengan diafragma yang besar (angka f kecil) akan didapatkan ruang tajam yang sempit, demikian pula sebaliknya. DOF atau Depth Of Field merupakan ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam Foto.
Depth Of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar objek foto (dari objek terdekat dari kamera sampai objek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF yang sempitt (shallow) berarti hanya bagian objek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/tidak fokus.
Karena fungsinya untuk menghentikan cahaya yang akan masuk kebidang focal, diafragma juga disebut sebagai stop, blind, field stop dan flare stop. Dan untuk itu, diafragma selalu diletakkan pada jalan masuk antara subyek, lensa dan bidang focal. Titik tengah pada diafragma merupakan sumbu optis dari sebuah lensa.
Shutter Speed / Kecepatan Rana
Ini adalah ukuran kecepatan rana membakar medium penangkap cahaya (lebih umum disebut Film atau Image Sensor). Umumnya kecepatan rana terdiri dari urutan angka 8000, 4000, 2000, 1000, 500, 250, 125, 60, 30, 15, 8, 4, 2 dan 1. Angka ini merupakan kebalikan dari lama tembakan dalam detik. Misalnya angka 30 berarti 1/30 detik dan seterusnya.
Untuk kecepatan rana lebih lama dari 1 detik menggunakan tanda ". Sementara rana bebas sesuai dengan kita menekan tombol rana oleh seorang fotografer diberi tanda B (Bulb). Namun angka ini tidak jadi patokan, banyak produsen kamera menggunakan kecepatan rana yang hanya mendekati angka tersebut. Kecepatan rana juga mempengaruhi Eksposur cahaya yang membakar film atau sensor gambar, semakin cepat pembukaan rana semakin sedikit cahaya yang masuk untuk membakar film atau sensor gambar dan begitu sebaliknya.
Aperture / Diafragma
Komponen dari bagian lensa yang berfungsi mengatur intensitas cahaya yang masuk ke kamera. Diafragma lensa biasanya membentuk lubang mirip lingkaran atau segi tertentu. ia berbentuk dari sejumlah lembaran logam (umumnya 5, 7 atau 8 lembar) yang dapat diatur untuk mengubah ukuran lubang tersebut dimana cahaya akan lewat. Diafragma akan mengembang dan menyempit sama persis dengan prinsip kerja pupil mata manusia. Diafragma selalu ada dalam sebuah kamera dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi banyak tidaknya penerimaan cahaya yang ada pada suatu foto atau gambar. Faktor-faktor yang mempengaruhi gelap terangnya sebuah foto atau gambar adalah Shutter Speed (kecepatan rana), Apeture (diafragma) dan ISO (sensitifitas penerimaan cahaya pada kamera). Dan setiap lensa pun memiliki kemampuan untuk membuka dan menutup diafragma yang berbeda-beda, Misalnya ada lensa 17-50mm f 2/8, maka lensa tersebut bisa membuka "bukaan"nya hingga bukaan 2.8, berbeda dengan lensa 18-55mm f/3.5-5.6, lensa ini hanya bisa membuka bukaan tidak kurang hingga 3.5. Diafragma juga mempengaruhi ruang tajam atau biasa yang disebut DOF (Depth Of Field), dimana dengan diafragma yang besar (angka f kecil) akan didapatkan ruang tajam yang sempit, demikian pula sebaliknya. DOF atau Depth Of Field merupakan ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam Foto.
Depth Of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar objek foto (dari objek terdekat dari kamera sampai objek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF yang sempitt (shallow) berarti hanya bagian objek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/tidak fokus.
Karena fungsinya untuk menghentikan cahaya yang akan masuk kebidang focal, diafragma juga disebut sebagai stop, blind, field stop dan flare stop. Dan untuk itu, diafragma selalu diletakkan pada jalan masuk antara subyek, lensa dan bidang focal. Titik tengah pada diafragma merupakan sumbu optis dari sebuah lensa.
Komentar
Posting Komentar